Friday, February 10, 2017

SEJARAH WATU CENIK dan LANDASAN GANTOLE PERTAMA di WONOGIRI

Watu Cenik, Puncak Bukit Prampelan, Desa Sendang, Wonogiri
WATU CENIK berada di Puncak Bukit Prampelan, Dusun Prampelan, Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. WATU CENIK sekarang menjadi salah satu primadona tempat rekreasi baru nan keren di Wonogiri.

Tapi tahukah kamu? Selain menyajikan pemandangan bentang alam Waduk Gajah Mungkur yang memesona, obyek wisata WATU CENIK ternyata menyimpan cerita dan sejarah menarik.

WATU CENIK merupakan sebongkah batu (watu) yang bertengger sendirian (nyenik) di atas puncak Bukit Prampelan dengan ketinggian sekitar 300 meter dari permukaan laut (dpl). Tidak jauh dari WATU CENIK terdapat sebuah makam dan petilasan Poncobowo, leluhur desa setempat.Di sekitar petilasan itu banyak terdapat pohon rindang sehingga biasa dijadikan tempat bersantai dan berteduh.

Tonton videonya : Video Watu Cenik Dari Udara

Bulan Juli 2016 lalu, warga setempat membangun sebuah tulisan "Watu Cenik" tepat di depan sebongkah batu yang disebut WATU CENIK itu, meskipun beberapa pihak menyayangkan penempatan tulisan yang justru menutupi bongkahan batunya. Mereka juga membangun jalan undak-undakan dari peluncuran (launching ramp) gantole lama sampai WATU CENIK. Warga ingin membangkitkan sebuah ikon wisata baru di desanya.

Launching Ramp gantole lama di Watu Cenik, Puncak Bukit Prampelan, Sendang, Wonogiri
Puncak Bukit Prampelan merupakan launching ramp gantole yang pertama di Kabupaten Wonogiri. Saya pernah berbincang dengan Mbah Giyono, seorang warga Desa Sendang. Dia menuturkan, gantole masuk Wonogiri pertama kali sekitar tahun 1976. Saat itu, waduk baru akan dibangun, sehingga lokasi waduk saat itu masih berupa persawahan.

Para atlet gantole dibantu warga kemudian membangun landasan peluncuran (launching ramp) di puncak Bukit Prampelan. Landasan tersebut masih terbuat dari kayu dan langsung digunakan untuk meluncurkan gantole.

Baca juga : Asal-usul Gantole Bukit Joglo Wonogiri

Launching ramp gantole di Bukit Prampelan bertahan sampai sekitar tahun 1985. Pasalnya setelah itu para atlet dan warga menemukan lokasi yang lebih tinggi, yakni Bukit Joglo di desa setempat. Sejak saat itu, gantole lebih sering meluncur dari Bukit Joglo, sedangkan Bukit Prampelan menjadi tempat rekeasi yang menyajikan pesona bentang alam Waduk Gajahmungkur nan megah.

No comments:

Post a Comment

Jati-jati Raksasa di Cagar Alam Donoloyo Wonogiri

Pohon Jati di Cagar Alam Donoloyo Wonogiri Pohon Jati Berlubang di Cagar Alam Donoloyo Wonogiri Cagar Alam Donoloyo di Desa Watusomo, Keca...

BERITA TERPOPULER